Minggu, 27 November 2011

Forever With You

Tittle : Forever With You
Author : Alinyeobos26
Main cast : Lee Gikwang (BEAST), Jung Eunji (APink)
Supported cast : BEAST all member, APink all member
Genre : Sad, romance
Length : Oneshoot
Disclaimer : It just my imagination, the character is not mine they belong themself
. Please comment, diterima banget kritik dan sarannya. But no bashing ok… 

Sore ini langit terlihat lebih gelap dari biasanya. Padahal baru jam tiga sore, tapi rasanya sudah seperti malam hari. Gelap. Diluar sana, dedaunan tak henti bergoyang tertiup angin yang berhembus kencang. Bahkan, beberapa pucuk daun yang tak kuat lagi berpegangan pada tangkainya ikut terbang bersama angin. Beberapa orang masih banyak yang berlalu lalang di taman itu, menikmati kesejukan udara yang tercipta sore ini. Perlahan rintik – rintik hujan mulai jatuh dari langit. Beberapa orang yang tadi kulihat di taman mulai berlarian mencari tempat untuk berteduh agar terlindung dari hujan
Kurapatkan selimut yang sedari tadi menutupi tubuhku. Di saat orang lain sibuk menyelamatkan diri dari hujan, aku hanya bisa melihat dari jendela ini. Dengan kursi roda ini. Di dalam ruangan yang serba putih dan bau khas obat – obatan yang sangat menusuk hidung. Sebuket mawar merah yang di letakkan di meja tamu memberikan sedikit nuansa cerah, namun wanginya tak bisa mengusir bau obat – obatan itu.
Hujan turun semakin deras, anginpun bergerak lebih kencang dari sebelumnya. Aku masih terdiam di tempat ini. Memandangi hujan yang menciptakan embun di kaca jendela. Hingga hujan itu membiusku dan mengingatkanku pada sebuah kejadian tragis yang kualami sebelum aku sampai di tempat ini.

~FLASHBACK~
“Kikwang oppa…….!!!!” Seorang yeoja cantik melambaikan tangannya dari kejauhan. Aku pun tersenyum dan balas melambaikan tanganku. Sejurus kemudian dia berjalan menghampiriku. Dia terlihat begitu cantik mengenakan dress putih selutut dengan motif bunga berwarna biru langit. High heels putih, dan tas biru yang senada dengan warna bunga di bajunya serta rambut panjang yang di biarkan tergerai begitu saja. Aku benar – benar terpesona dibuatnya.
“ Kita akan kemana oppa?” Katanya dengan wajah ceria. Aku hanya tersenyum kemudian mengambil saputangan hitam di sakuku dan menutup matanya.
“Oppa… apa yang kau lakukan ?” Dia protes sambil berusaha melepaskan saputangan yang kini menutupi matanya.
“Jangan banyak tanya, aku akan memberimu sebuah kejutan. Jadi kau diam saja ya.” Aku berbisik di telinganya. Kemudian kubantu masuk ke mobil. Aku benar – benar senang melihat ekspresi wajahnya yang kebingungan saat ini.
“Sebenarnya kita mau kemana sih oppa ?” Tanyanya penasaran.
“Kita akan pergi ke tempat yang sangat sepesial.”
“Apa kita sudah pernah kesana ?”
“Heemm…mungkin.”
“Huh, kau menyebalkan sekali hari ini Lee Kikwang…!” Eunji mengembungkan kedua pipinya yang membuatnya terlihat semakin mengemaskan di mataku.
Kunaikkan kecepatan mobil agar kami cepat sampai di tempat tujuan. Pemandangan yang kami lalui ini sangat indah. Tebing terjal dan jajaran pohon yang tumbuh tegak di sepanjang jalan. Serta sinar matahari sore yang menyusup dibalik di sela – sela dedaunan.

“Ya, oppa apa kita sudah sampai ?” Tanyanya ketika menyadari mobil kami telah berhenti.
“Ne.” Aku bangkit dan berjalan keluar seorang diri. “Kau tunggu di sini sebentar ya chagi, ada sesuatu yang harus kulakukan.” Eunji mengangguk pelan.
Sekitar sepuluh menit kemudian, aku kembali dan mendapati Eunji yang masih menungguku di dalam mobil. Kuamati wajahnya dari jendela mobil yang dibiarkan terbuka lebar. Jemari indah Eunji sibuk merapikan anak – anak rambut yang menari karena angin yang berhembus. Aku tersenyum kecil ketika ujung rambutnya menyentuh hidungku.
“Kau disana oppa?” Tangannya bergerak berusaha menjangkau pintu mobil. “Gikwang oppa..” Dia tertawa riang ketika berhasil menyentuh wajahku. Segera kubuka pintu mobil dan menuntunnya keluar. Sekitar sepuluh langkah dari tempatku memarkir mobil, aku sudah menyiapkan sesuatu yang sangat sepesial untuk yeoja chinguku ini.
“Sampai kapan kau akan terus menutup mataku seperti ini oppa ? Belum puas juga kau mempermainkanku ?” protes Eunji padaku.
“Sampai aku puas melihatmu kesal.”
“Yasudah , kau pikir aku tidak bisa melepasnya sendiri ?” Dia terlihat sedikit kesal padaku. Akhirnya kulepaskan sapu tangan yang menutupi mata indahnya.
“Ya oppa…..!!! apa kau menyiapakan ini semua untukku ?” Eunji menutup mulut dengan kedua tangannya. Seakan tak percaya dengan sesuatu yang ada di depannya saat ini. Aku hanya mengangguk pelan. Sudah sekian lama aku memikirkan hal ini. Aku ingin memberikan sesuatu yang sangat sepesial untuk yeoja chinguku ini.
Kutuntun Eunji ke tempat yang sudah kupersiapkan. Di atas pasir terhampar kain dengan motif kotak – kotak merah dan putih sebagai alas duduk. Dan di atasnya ada berbagai makanan dan minuman ringan. Dengan view laut biru yang terhampar luas di depan kami.



“Would you marry me ?” Aku berlutut di hadapan Eunji sambil memperlihatkan sebuah cincin. Eunji memandangku dengan tatapan tak percaya. Dalam beberapa detik ini, dia diam seribu bahasa. Aku sudah memikirkan hal ini masak-masak, aku hanya ingin Eunji selalu ada di sampingku untuk selamanya. Karena itu aku memberanikan diri untuk melamarnya saat ini. Aku sudah menyiapkan mentalku untuk mendengar jawaban apapun darinya.
Eunji masih saja diam, aku mulai merasa takut. Takut kalau dia akan menolakku saat ini juga. Beberapa detik kemudian kurasakan Eunji menyentuh tanganku.
Aku mendongakkan kepalaku dan menatap matanya. Sejurus kemudian dia tersenyum dan mengangguk mantap. “Sure oppa” Pelan, tapi aku bisa mendengar kalimat itu yang di katakan oleh Eunji padaku. Segera kupakaikan cicin itu di jari manisnya.
“Gomawo chagiya.” Kupeluk tubuhnya erat - erat. Kurasakan jantungku mulai berdetak tak menentu.
“Cheonmaneyo oppa” Eunji membalas pelukanku.
“Kau janji takkan pernah meninggalkanku sendiri kan ?”
“Janji..”
Angin yang berhembus kencang menyaksikan kebahagiaan yang kurasakan saat itu. Matahari tak sudah tak tampak lagi di langit. Ia bersembunyi dibalik awan yang menggerombol di langit. Dan tiba – tiba saja air tumpah dari langit. Aku berlari sambil menarik tanagn Eunji untuk segera masuk ke mobil, tapi Eunji justru melepaskan genggaman tanganku dan menceburkan dirinya ke laut.
“Ayo kemari oppa…!!! ” serunya yang saat itu asyik bermain air. Aku mendekat. Tapi dia malah mencipratkan air kewajahku.
“Ya…!!! Kau mau perang denganku yah ?”



“Kau suka cincin itu ?” kataku sambil terus menyetir. Sesekali kulihat Eunji yang masih sibuk dengan cincin pemberianku tadi.
“Tidak.” Jawabnya singkat. Dia masih tetap fokus dengan cincin di jarinya.
“Huh…lalu kenapa dari tadi kau terus memandangi cicncin itu dengan kagum. Kau pikir aku tidak bisa membaca pikiranmu yah ?” Aku mendengus kesal.
“Kau tau kenapa oppa ?” katanya. Aku menggeleng. “Karena aku lebih menyukai orang yang memberikan cincin ini padaku.” Eunji berbisik di telingku.
Speechless….aku tak bisa berkata apapun. Yeoja ini memang paling bisa membuatku mati kutu seperti ini. Kusentuh pipinya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku masih mengendalikan kemudi. Aku begitu mencintai Yeoja ini.
“tooooooooooooottttttttttttttttt………….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Awas oppaaaaaaaaaaa………………!!!!!!!!!!!!!!!!” Eunji berteriak panik.
Aku memalingkan wajahku kedepan dan kulihat sebuah truk besar saat ini tepat berada di depanku. Aku berusaha sebisa mungkin untuk menghindarinya. Tapi entah bagaimana tanganku terasa kaku tak bisa di kendalikan lagi.
“Brukk…..!!!!!!!!!!”
Aku berusaha untuk membuka mataku meskipun terasa sangat berat. Rasa sakit menjalar di sekujur tubuhku. Kulihat Eunji yang sudah tak sadarkan diri lagi di sampingku. Wajahnya berlumuran darah. Aku tak tau apa yang terjadi tadi. Aku berusaha menyentuhnya dengan sisa tenaga di tubuhku saat ini, aku ingin sekali membangunkannya. Tapi tanganku sama sekali tak bisa di gerakkan bahkan sekedar untuk memanggil namanya pun aku tak bisa. Dan perlahan – lahan semuanya menjadi gelap, gelap, dan gelap.
~FLASHBACK END~



“Kenapa kau tidak istirahat hyung ?” Dongwoon menatapku khawatir. Dia membawa sebuket mawar merah dan sebuah tas kecil yang aku tak tau apa isinya. “Neo gwenchana hyung ?” Dongwoon semakin khawatir karena aku tidak menjawab pertanyaannya tadi.
“Ne, gwenchana.” Kali ini kupaksakan untuk tersenyum di hadapan Dongwoon.
Setelah mengganti mawar dengan bunga yang baru Dongwoon menjauhkanku dari jendela dan membawaku ke ruang tamu.
“Kau tidak kuliah hari ini ?”
“Oh, sudah selesai hyung. Aku langsung kesini, lagipula aku kan sedang tidak ada schedule. Nanti Yoseob dan Junhyung hyung juga akan menyusul. Kau mau minum ?”
Aku menggeleng pelan. Akhirnya dia sendiri yang meminumnya. Wajah Dongwoon terlihat sangat lelah. Bayangkan saja, begitu selesai kuliah dia langsung pergi ke rumah sakit untuk menjagaku. Seharusnya dia pulang ke dorm terlebih dulu untuk istirahat. Begitu juga dengan member BEAST yang lain. Mereka selalu menjagaku setiap kali ada waktu free. Aku harus sangat berterima kasih pada mereka yang bersedia meluangkan waktunya untukku.
Tiba – tiba aku teringat pada Eunji. Aku merasa sangat bersalah pada yeoja yang sangat kucintai itu.
“Oia hyung, aku membawa banyak surat dari fansmu. Perlu kubacakan ?” Tanpa menunggu jawabanku, Dongwoon segera membaca surat itu satu persatu. Semuanya berharap agar aku lekas sembuh dan bisa bergabung dengan BEAST secepatnya. Aku begitu bahagia mendengarnya, B2TIES sangat perduli padaku.
“Apa Eunji sudah siuman ?”
“Eh…???” Dongwoon menghentikan aktivitasnya saat itu juga.
“Aku ingin melihat keadaan Eunji, bisa kau membawaku kesana ?”
“Tapi hyung….”
“Aku hanya ingin melihat keadaannya sebentar saja.”



Sudah seminggu sejak kecelakaan itu, tapi Eunji masih tergeletak tak sadarkan diri. Dan baru dua hari terakhir ini aku baru bisa melihatnya meskipun hanya dari luar. Tapi kali ini dokter mengijinkanku masuk dan melihatnya lebih dekat.
Kugengam erat tangannya yang masih di pasangi selang infus. Wajahnya terlihat sangat pucat, di kepalanya masih terbalut oleh perban serta tabung oksigen yang membantu pernafasannya.
“Jeongmal mianhae chagiya….”
Aku tertunduk lemas sambil mencium punggung tangannya. Ingin kukatakan banyak hal padanya, tapi mulutku terkunci. Hanya air mata di sudut mataku yang mampu mewakili setiap kalimat yang ingin kuucapkan.
Cincin yang kemarin kuberikan masih melingkar indah di jari manisnya.
“Ayo kembali ke kamarmu.” Kali ini Yoseob yang menyentuh pundakku. Dia menarik kursi rodaku keluar. Dan dengan berat hati kulepaskan jari Eunji dari genggamanku.



“Chagiya, bisakah kau mendengar suaraku ?”
Ini sudah hari ke delapan tapi Eunji belum juga sadarkan diri. Setiap hari aku selalu mengunjungi kamarnya meskipun hanya sebentar. Kuceritakan semua hal yang kualami setiap hari. Bahkan hal-hal lucu yang di ceritakan Yoseobpun kuceritakan padanya. Aku sangat berharap Eunji bisa merasakan kehadiranku dan segera membuka matanya. Aku rindu pada senyumnya, tawanya, candanya, marahnya. Rasanya hidupku sangat hampa tanpa kehadirannya.
“Eunji….”
Aku sangat terkejut ketika merasakan jarinya bergerak pelan. “Kau sudah bangun Eunji ?” kataku sekali lagi. Tapi Eunji belum juga membuka matanya. Hanya tangannya yang bergerak perlahan.
“Eunji….eunji…. kau bisa mendengarku ?”
“Oppa…..” Eunji berusaha tersenyum padaku.
“Eunji..kau sudah siuman ?” Kukecup punggung tangannya dengan berlinang air mata. Eunji tersenyum lagi..”kumohon jangan perlakukan aku seperti ini lagi “. Tapi tiba-tiba ia menutup matanya lagi.
“Eunji… eunji…!!!” Dia tetap tidak mau membuka matanya. “Eunji….ayolah buka matamu” Aku semakin panik tak karuan. Beberapa orang perawat yang mendengar teriakanku segera berlari menangani Eunji. Dan beberapa orang perawat lainnya berusaha mengeluarkanku dari ruangan ini.
“Biarkan aku tetap disini..!!!” Aku memohon pada dokter yang menanganinya. Tapi mereka sama sekali tidak menghiraukan permohonanku.
“Ayolah Kikwang, biarkan dokter yang menangani Eunji. Kau tunggu saja di luar.” Doojoon yang baru datang seger menarik kursi rodaku keluar.
Aku masih menunggu di luar bersama Doojoon dan Junhyung. Jika aku bisa berlari, aku pasti akan memberontak dan tetap di dalam sana untuk menemani Eunji. Tapi apa dayaku? bahkan untuk bergerak saja aku masih belum mampu. Seluruh tubuhku terasa sakit jika aku memaksa kakiku untuk bergerak.
Semua anggota BEAST sudah ada di sini disusul member APink serta beberapa orang kru dari CUBE entertaiment. Mereka langsung menuju ke Rumah sakit begitu mendengar kabar Eunji telah siuman.
Susana sangat sepi, bahkan bisikan angin dapat kudengar jelas. Kami semua menunggu dengan cemas. Kulihat Bomi yang bersandar di tembok sambil terus berdo’a. Naeun menenangkan Chorong yang sedang menangis. Yoseob yang dari tadi mondar – mandir di hadapanku, melihat ke dalam sekilas, kemudian duduk dan berdiri lagi.
Tak lama kemudian pintu terbuka dan dokter keluar.
“Bagaimana keadaan Eunji dok ?” tanyaku penuh harap.
Hening, semuanya diam. Dokter itu berdiri di hadapanku .
“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Dan aku yakin kalian sudah berdoa untuknya. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, kami tidak bisa menyelamatkannya lagi. Tabahkan hatimu.” Dokter itu menepuk pundakku pelan sebelum pergi meninggalkan kami semua.
Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong, antara percaya dan tidak percaya. Aku terdiam untuk mencerna setiap kalimat yang sudah di katakan dokter itu padaku. Rasanya tidak mungkin Eunji meninggalkan kami selamanya.
Semua member APink menangis histeris bahkan Naeun sampai pingsan. Yoseob terkulai lemas di lantai. Aku masih tak percaya dengan semua ini, aku yakin dokter itu berbohong. Kupaksakan kakaiku untuk berdiri dengan menopang pada kursi roda ini. Tapi Doojoon dan Hyunseung berusaha menghalangiku. Segera kutepis tangan mereka dari pundakku. Namaun rasa sakit kini menjalar dari kaki ke seluruh tubuhku. Aku tak kuat lagi berdiri dan pandanganku menjadi kabur. Akhirnya semuanya menjadi gelap.
“Gikwang…………!!!!!!!!!!!!!!”

“Hari ini kau hebat hyung.” Dongwoon menepuk pundakku kemudian memelukku erat. Begitu juga dengan member BEAST yang lain Doojoon, Hyunseung, Junhyung dan Yoseob. Mereka memelukku satu persatu. Tak ketinggalan Junkuni hyung serta beberapa kru BEAST lainnya mereka mengucapakan selamat padaku. Seolah-olah ini hari pertamaku debut sebagai seorang artis.
Tapi ini adalah pertama kalinya aku kembali ke stage setelah kecelakaan yang kualami delapan bulan lalu. Awalnya aku merasa sangat putus asa karena retak di kaki kananku pasti akan menjadi penghalang utamaku sebagai main dancer BEAST. Tapi para member BEAST selalu memberiku semangat untuk bangkit lagi. Dan hal yang paling penting adalah B2TIES yang selalu mendukungku.
Aku berjalan ke ruang make up bersama Yoseob. Yang lainnya sudah mendahului kami. Setelah ini giliran APink yang akan tampil. Kulihat merka sudah bersiap-siap di belakang panggung. Rasanya ada yang kurang melihat mereka hanya tampil ber-enam saja.
“Ayo cepat kikwang, bukankah kau sekarang harus terapi, apa yang kau tunggu di sana ?” Yoseob menarik tanganku dan menjauh dari tempat itu. Dia pasti tau apa yang kupikirkan saat ini. “Kau yakin bisa kesana sendiri ?” Yoseob kembali bertanya padaku.
Aku mengangguk mantap. “Sudahlah, kalian tidak perlu mengkhawatirkanku. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kalian selama ini. Lagipula kalian kan juga punya jadwal padat hari ini.” Aku duduk di kursi dan mengambil air mineral di meja. Kulihat Doojoon hyung yang memandang cemas kearahku. Aku sangat beruntung mempunyai teman seperti mereka. Mereka selalu menemaniku selama masa penyembuhan ini.



Angin laut sore itu berhembus kencang. Matahari lebih senang menyembunyikan sinarnya dibalik awan kelabu yang menggantung di langit. Desir ombak yang memecah batu karang seakan menciptakan melodi khas lautan yang tak pernah kutemukan di tempat lain.
Aku berdiri di atas karang ini sambil memandang genangan air asin di hadapanku.
“Ini kubawakan untukmu Eunji~a.” Sekeranjang bunga sudah ada di tanganku saat ini. “Ini bunga yang paliang kau suka kan ? Aku bawakan semuanya untukmu.” Aku mengirup nafas perlahan, berusaha menahan air mata yang mulai mengalir dari mataku. “Bagaimana keadaanmu di sana Jung Eunji ? Apa kau masih mengingatku di sini. Asal kau tau, aku tak pernah bisa melupakanmu. Sampai kapanpun, aku tak akan pernah melupakanku.Kurang baik apa aku padamu hah? Bukankah aku sudah sangat baik padamu ? Tapi kenapa kau tega meninggalkanku chagi ? Jika kau ingin meninggalkanku secepat ini, kenapa kau mesti berjanji untuk berada di sisiku selamanya ? Apa kau tak ingat itu chagiya ???” Tak ada yang menjawab pertanyaanku. Hanya ada desir angin yang berhembus lebih kencang
“Kenapa Eunji~a…kenapa ? Aku sangat mencintaimu…kau tau itu kan ?” Aku terjatuh di karang ini. Air mataku tumpah membasahi kedua pipiku.
“Baiklah Eunji~a, meskipun kau tak menjawab pertanyaanku. Aku tau kau pasti melihatku dari atas sana. Kau akan selalu di hatiku, selamanya.” Aku tersenyum kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
Dari tadi Doojoon hyung terus menelponku Itu tandanya aku harus segera kembali ke dorm atau mereka akan semakin khawatir padaku. Kulihat mobil van BEAST yang tadi mengantarku ke tempat ini. Aku harus menyebrang untuk sampai kesana. Kepalaku mulai terasa pusing, sepertinya aku terlalu banyak melakukan berbagai kegiatan hari ini.
Kulihat beberapa orang di depan sana berteriak-teriak memanggil namaku. Aku tersenyum dan sedikit membungkukkan kepala. Tapi entah mengapa wajah mereka terlihat sanagt panik, aku tak tau apa maksud mereka dengan melambaikan tangan padaku.
“Kikwang oppa……!!!!!!!!!!!!!!” Kudengar suara Eunji memanggilku. Aku terhenti di tengah jalan ini dan mencari sumber suara itu. Saat aku melihat ke kananku sebuah sedan sudah tepat berada di sampingku dan siap menerkamku.



“BRUKKKKK………….!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Rasanya tubuhku terpental dan menghantam aspal. Kurasakan sakit kembali menjalar di sekujur tubuhku. Tiba-tiba saja serentetan peristiwa yang kualami selama ini kembali hadir dalam ingatanku. Mulai dari debutku sebagai AJ, bergabung dengan BEAST sampai peluncuran album pertama kami. Semua itu kembali hadir di hadapanku. Doojoon, Hyunseung, Junhyung, Yoseob dan Dongwoon, semuanya tersenyum ceria padaku.
Kemudian kulihat beberapa orang mulai menghampiriku. Mereka terlihat panik, beberapa orang memanggil namaku. Namun, pandanganku semakin kabur.
Saat aku membuka mata, tiba-tiba saja akau sudah berada di tempat yang sanagt luas. Dengan rumput hijau yang tarhampar luas di hadapanku. “Kemana semua orang yang tadi memanggil namaku ?” Aku berjalan kesana kemari.
“Oppa…” Aku berhenti sejenak. Sepertinya itu suara Eunji, aku sanagt mengenal suara itu. Tapi aku takut ini hanya halusinasiku semata. Seperti yang biasa kurasakan selama ini.
“Kikwang oppa……” kali ini suara itu semakin jelas kudengar, aku menoleh kebelakang. Kulihat Eunji tersenyum ceria padaku.
“Aku sudah menunggumu oppa..”



END